NGGAK MAGER JAUHAN DIKIT || AQIQAH TASIKMALAYA
Mager...
Salah satu kutukan
bagi kaum-kaum pengabdi kasur yang mungkin justru
merupakan anugerah yang begitu nyaman tuk dinikmati. Bahkan bagi beberapa “kaum
mager” ini, kasur sudah termasuk salah satu destinasi wisata saat momen liburan
kerja atau libur pasca ujian bagi mahasiswa. Sebuah kata liburan atau istilah
kerennya “ngetrip” bahkan jarang sekali lewat di benak para kaum mager ini. Jangankan
liburan, keluar kota atau ke tempat-tempat wisata, tempat alternatif bagi
mereka untuk menghilankan penat ya paling ke dapur buat sekedar cari cemilan
dan langsung putar balik ke sarang alias kamar tercinta.
Kebiasaan buruk bagi kaum mager seperti aku
ini adalah seringnya mendapat cap tidak setia kawan, sombong gara-gara nggak
mau nongkrong bareng, dan berbagai gelar-gelar kebangsawanan lainnya. Bukannya sombong,
atau nggak setia kawan atau gimana sih, sebenernya cuma sesimpel nggak kuat
buat ngelawan gravitasi kasur yang teramat sangat tinggi sampai mengalahkan
gravitasi planet seantero galaksi. Istilahnya ribetnya kayak gitu sih, kalau
istilah simpelnya ya MAGER. Ya kalau nggak penting-penting banget mending “skip” lah. Lebih enakan di rumah, di
kosan, nempel kasur seharian.
Kadang sempet kepikiran sesuatu hal seperti, “kenapa
ya orang kok doyan banget jalan-jalan ke luar kota, ke tempat wisata, ngetrip
sana, ngetrip sini?”. “Ini orang-orang sadar nggak sih kalau penemu kasur itu
udah kerja keras siang malam buat menciptakan sebuah benda yang sangat nyaman
untuk orang bisa lama-lama di sana dan melupakan kepenatan duniawi mereka?”. Yaa
begitulah pertanyan-pertanyaan ajaib nan tak tahu diri yang kadang muncul di
dalam jidat lebar ini. Sebenarnya kalau lagi “sehat”, pas mikirin momen-momen
menggerutu soal kebiasaan kaum liburan, suka baru sadar kalo ini kepala kenapa
mikirin hal-hal yang sebenernya nggak penting juga, berpengaruh sama tatanan
dunia juga nggak, apalagi mempengaruhi inflasi nilai tukar rupiah.
Jujur, momen-momen ajaib nan sakti kadang
datang numpang lewat di pikiran. “Enak juga ya kayaknya jalan-jalan”. Nggak mau
munafik, memang bisikan-bisikan gaib sejenis itu suka mampir-mampir nggak jelas
menggoyahkan prinsip hidup kami kaum rebahan yang dimana mager adalah sebuah
anugerah absolut yang patut dijaga segenap jiwa raga. Mungkin sekali-sekali “cheating”
bisa kali ya. Toh Cuma sehari – dua hari udah balik ke kamar lagi. Bisa nambah-nambahin
topik obrolan kalau pas sama temen-temen. Jujur memang kaum rebahan suka jadi
bahan bully di tongkrongan kalau sudah masuk topik bahasan “jalan-jalan”. Apa yang
mau diomongin kalau hampir 24 jam nempel sama kasur? Pemandangan? Ya cuma
pemandangan jendela kamar kosan lengkap dengan indahnya ayunan-ayunan tirai
buluk yang entah kapan terakhir dicuci.
Oke, keluar rumah kayaknya nggak seburuk itu.
Mungkin sekarang mulai ada topik pemikiran baru selain besok makan apa. Yaitu enaknya
liburan kemana. Ahh, akhirnya pikiranku bisa sama kayak orang-orang normal yang
story Instagramnya tempat-tempat wisata. Udah kayak bagian marketing tempat
wisata aja tuh orang. Oke kembali ke topik utama. Enaknya kemana ya? Karena mau
gimanapun dipikirin seharian, tetep nggak bakalan dapet ide destinasi liburan. Lah
selama ini Cuma di kamar. Mau kemana lagi kalau nggak ke kamar mandi sama ke
dapur?
Kalau nggak salah, ada satu temen
tongkrongan sering banget cerita tentang perjalanan liburan alias tripnya ke
berbagai macam daerah di Indonesia. Salah satunya yaitu ceritanya saat ke
Tasikmalaya. Dia banyak cerita tentang momen-momen liburannya di sana mulai dari
apa aja destinasi wisatanya, sampai ke kuliner-kulinernya. Dari semua cerita
kulinernya ada salah satu yang menarik perhatianku, yaitu waktu dia ada
kesempatan untuk mencicipi salah satu masakan olahan dari Aqiqah Nurul HayatTasikmalaya. Satenya, gulenya, krengsengan, tongseng, pokoknya semua olahan
daging kambing dan sapi. Awalnya aku sempet pesimis soal ceritanya dia, ya
karena mau gimana-gimana juga masakan olahan kambing kan otomatis bau kambing. Tapi
ternyata nggak bau sama sekali, daging empuk, sama sekali nggak ngelawan pas
digigit. Dia sempat bawa satenya untuk dikasih incip-incip ke temen-temen
tongkrongan. Asli, bikin nagih sih.
Iseng-iseng browsing cari info soal AqiqahNurul Hayat, asli ternya banyak artis sama ustadz yang pake jasa mereka. Kurang
legit apa coba aqiqah di sini? Jadi langsung aja lah yang lagi di Tasikmalaya
langsung kepung kantornya Aqiqah Nurul Hayat Tasikmalaya.
JL
Asrama Nyantong No 3 Kahuripan Kecamatan Tawang
Tasikmalaya
— Jawa Barat
087853000101
Oke fix liburan depan bakalan berangkat ke
Tasikmalaya buat puas-puasin makan masakannya Aqiqah Nurul Hayat Tasikmalaya. Biar
bisa sombong di tongkrongan dikit. Hahaha. . .
Sialan, keren sumpah ini tulisan..!! Bikin senyum2 sendiri. Teruskan perjuanganmu kisanak..!!!
ReplyDeleteapalah dayaku dihadapanmu suhu...
DeleteSebagai anak mageran yang juga lebih suka rebahan, like sekali dengan artikel ini.
ReplyDeletetoss...
DeleteHai anak muda.. tulisanmu sungguh waaww... KereNH luwaaarrrr binasaaa...angkat aku jd muridmu guru.. wkwkwkwkwk..
ReplyDeletesaya hanya sesiung anak bawang,
Deleteterimakasih sudah berkunjung
https://jakartatimur.aqiqahnurulhayat.com
ReplyDeletehttps://surabaya.aqiqahnurulhayat.com